Rabu, 03 Agustus 2011

Inilah lelaki idamanmu???

Ada seorang akhwat yang mengatakan ingin mendapatkan suami yang punya
> penghasilan yang mapan, gagah, bermata teduh, tegap, tampan, senyumnya
> menawan, berhidung mancung dan… stop! Ukht, anti mau cari calon suami apa
> mau audisi bintang sinetron? Seorang pendamping yang ideal tidak bisa
> dinilai dari segi fisik atau materi saja, walau memang lelaki yang “ganteng”
> mampu menyejukkan pandangan mata, namun apa artinya kalau mata sejuk namun
> hati jadi biru lebam, walaupun suami yang kaya raya mampu membelikan segala
> yang engkau inginkan, tapi mampukah dia membelikan surga buatmu?
>
> Jawabannya adalah “Tidak”! wahai saudariku, bukankah engkau menginginkan
> kebahagiaan yang tiada akhirnya, bukankah kasih sayang dan kelembutan yang
> selama ini menjadi impianmu, lelaki ideal memang susah dicari, namun bukan
> hanya “bentuk ideal” yang mampu membuatmu bahagia dan mengantarkanmu menuju
> rumah tangga yang sakinah, lelaki ideal memang sebuah harapan, namun kadang
> sebuah harapan yang terpenuhi tak mampu menghadirkan indahnya bahtera rumah
> tangga.
>
> Sosok ideal seperti gambaran di atas memang telah menjadi patokan dan syarat
> di sebagian besar akhwat (kalau mau jujur), selain alasan agar sejuk dilihat
> dan tidak membosankan pandangan, alasan lain adalah agar tidak memalukan di
> hadapan umahat yang lain kelak! Duhai kasihan saudaraku para ikhwan yang
> tidak masuk kriteria ini, dan juga penulis mungkin tidak bisa memenuhi
> syarat-syarat ini, namun sebuah realita dan kenyataan yang ada di lapangan
> tetap sebuah fakta.
>
> Kenyataan yang terjadi bahwa para ikhwan juga bukan pelanggan tempat-tempat
> fitness, seorang ikhwan pernah menyampaikan, “yaa akhi mau olah raga yang
> paling murah lari pagi dan jalan kaki banyak fitnah pandangan mata, kalau
> malam memang sepi tapi takut dikira maling atau teroris, atau malah kena
> paru-paru basah!” Ishbir ya akhi, tidak sampai sebegitunya juga kok, meski
> artikel ini penulis tujukan buat akhwat yang mau cari suami, buat ikhwan
> yang sedang mau cari belahan hidup juga bisa dipakai sebagai introspeksi
> apakah sudah memiliki kriteria berikut ini…
>
> PERTAMA : Dia adalah seorang laki-laki yang taat beragama, berdasarkan
> firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “...Sesungguhnya budak yang mukmin lebih
> baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.” (Al Baqarah : 221)
>
> Diharapkan sekali menjadi syarat nomor wahid untuk calon suami idaman
> (selain sudah muslim tentunya) adalah seorang laki-laki yang taat dan
> memiliki rasa takut yang tinggi kepada Allah Ta’ala, karena seorang calon
> suami seperti ini telah memenuhi syarat menjadi calon pemimpin rumah tangga,
> dengan ilmu agama yang ia miliki dan bekal keimanan-nya, sangat diharapkan
> calon suami seperti ini mampu mendidik anak dan istrinya kelak menjadi
> seorang yang shalih dan shalihah, menjadi hamba-hamba Allah Ta’ala yang taat
> pula, sehingga keharmonisan dan tersusunnya suatu rumah tangga yang sakinah
> bisa (insya Allah) diwujudkan.
>
> KEDUA : Dia adalah orang yang hafal atau mengerti sebagian dari Al-Qur’an :
> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menikahkan seseorang dengan
> (mahar) beberapa ayat Al-Qur’an yang ia hafal. [HR. Al-Bukhari (5029), dan
> Muslim (1425)]
>
> Seorang calon suami yang banyak memiliki hafalan Al-Qur’an merupakan calon
> pasangan yang ideal bagi seorang wanita yang shalihah, seorang calon
> pemimpin rumah tangga yang ideal tentunya harus saggup mengajarkan Al-Qur’an
> kepada keluarganya kelak, menjaga hafalan dan bacaan Al-Qur’an anak dan
> istrinya, apalagi jika sang calon suami juga memahami tafsir ayat dari
> hafalan Al-Qur’annya, sehingga bisa menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan
> rumah tangga kesehariannya.
>
> KETIGA : Dia adalah seorang laki-laki yang mampu memberikan ba-ah (nafkah)
> dengan kedua macamnya, yaitu kemampuan untuk berjima’, dan kemampuan untuk
> memberikan pembiayaan nikah juga biaya hidup.
>
> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan motivasi kepada para pemuda
> untuk menikah ketika mereka mampu memenuhi ba-ah, dan beliau juga berkata
> kepada Fathimah binti Qais : “Adapun Mu’awiyah adalah seorang laki-laki yang
> fakir.” [HR. Muslim (1480), An-Nasa-i (3245), dan Abu Dawud (2284)]
>
> Walaupun kaya raya bukan merupakan syarat, namun tetap diharapkan seorang
> ikhwan memiliki pekerjaan yang mampu dia gunakan untuk biaya pernikahannya
> dan untuk menghidupi anak-istrinya, walaupun tiap tahun menjadi “kontraktor”
> (tukang kontrak rumah-red), sudah dianggap mampu untuk memulai kehidupan
> rumah tangga, selain mampu memberikan kebutuhan biologis pada istrinya
> (bukan laki-laki yang impoten), sangat diharapkan untuk sebuah rumah tangga
> tidak dimulai dengan kehidupan menumpang orang tua (Pondok Mertua Indah).
>
> KEEMPAT : Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut kepada wanita :
> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang Abu Jahm :
> “Adapun Abu Jahm adalah seorang laki-laki yang tidak pernah meletakkan
> tongkat dari pundaknya (suka memukul), maka nikahilah Usamah.” [HR. Muslim
> (1480), An-Nasa-i (3245), dan Abu Dawud (2284)]
>
> Hendaklah ada pada diri seorang calon suami sifat lembut dan romantis,
> karena akan semakin menambah mekarnya bunga-bunga cinta dalam rumah tangga,
> sehingga seorang wanita bisa benar-benar merasakan ketentraman dalam hidup
> berumah tangga, seorang calon suami hendaknya seseorang yang mampu tampil
> bijak dan mampu menahan amarah ketika melihat suatu hal yang tidak
> mengenakkan hatinya pada istrinya. Seorang calon suami idaman adalah
> laki-laki yang mampu tampil sebagai pengayom dalam rumah tangganya, juga
> seorang laki-laki yang pandai menumbuhkan suasana tentram dalam rumah, tidak
> suka teriak-teriak dan tukang marah, seorang laki-laki yang santun tutur
> kata dan penuh kasing saying kepada istrinya kelak.
>
> KELIMA : Istrinya senang melihatnya, sehingga di antara keduanya tidak ada
> kerenggangan dan si wanita tidak ingkar ketika hidup bersamanya. Dalam hal
> ini memang seorang laki-laki mampu menjaga penampilan dan badannya,
> sebagaimana seorang ikhwan mengharapkan calon istri yang semampai, begitu
> juga seorang akhwat ingin mendapatkan seorang calon suami yang memiliki
> postur ideal (tidak mesti harus tampan seperti bintang sinetron), maksudnya,
> hendaknya seorang ikhwan tidak membiasakan diri punya perut yang gemuk
> sehingga tidak enak dipandang, kemudian hendaknya ikhwan menjaga bau
> tubuhnya agar selalu tampil menyenangkan saat di hadapan istri, potongan
> rambut juga jangan acak-acakan seenaknya, mengenakan pakaian taqwa dengan
> baik dan rapi, maka akan menampilkan sosok berwibawa dan sejuk dilihat.
>
> Perkara wajah (tampang) dalam hal ini relatif, tergantung dari pihak calon
> istri ketika nazhar (melihat calon istri / suami), namun kami nasihatkan
> kepada ukhti fillah agar tidak hanya melihat ketampanan fisik kemudian
> melupakan akhlak calon suami, dan ada sebuah tips kecil bagi akhwat yang
> kurang berkenan ketika nazhar “bahwa cinta bisa mudah tumbuh ketika calon
> suami memiliki akhlak yang mulia”
>
> KEENAM : Dia adalah seorang laki-laki yang tidak mandul. Hal ini karena
> adanya riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan keturunan kecuali jika ada
> beberapa faktor pendukung untuk menikah dengannya.
>
> Buah pernikahan adalah dengan hadirnya anak-anak yang bisa menyejukkan
> pandangan dalam rumah tangga, sangat diharapkan akan muncul benih-benih yang
> shalih dan shalihah dalam sebuah pernikahan seorang muslim dengan muslimah,
> namun jika ada kondisi lain yang tidak memungkinkan menjadi pengecualian
> bagi seorang muslimah yang berbesar hati untuk menikah dengan seorang lelaki
> yang mandul namun memiliki akhlak yang mulia, namun hendaknya hal ini
> disampaikan pada saat proses khitbah agar diketahui kekurangan masing-masing
> pihak dan tidak ada unsur penipuan dalam pernikahan.
>
> KETUJUH : Berasal dari lingkungan yang mulia, Al-Bukhari dan Muslim telah
> meriwayatkan dari hadits Sa’id bin al-Musayyib rahimahullah, bahwa Nabi
> shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia seperti barang tambang emas
> dan perak. Yang terbaik dari mereka pada masa jahiliyah adalah yang terbaik
> pula pada masa Islam apabila mereka berilmu.”
>
> Lingkungan kadang berpengaruh besar terhadap akhlak seseorang, maka pilihlah
> calon suami yang memiliki pergaulan yang syar’i, bukan laki-laki yang suka
> nongkrong di pinggir jalan atau laki-laki yang hura-hura, namun carilah seorang
> calon suami yang gemar
> menghadiri ta’lim-ta’lim yang mengajarkan Islam yang syar’i dan sunnah
> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga dari pergaulan yang mulia
> ini diharapkan mampu muncul sosok yang bersih dan jauh dari bisikan-bisian
> maksiyat.

Rasulullah bersabda:
>
> jgnlah kalian duduk-duduk di tepi-tepi jalan. mrk berkata "Ya
> Rasulullah, tempat-tempat duduk kami ditepi jalan." Beliau
> bersabda, "jk kalian memang hrs melakukannya, maka hendaklah
> mmberikan hak jalan itu." mrk bertanya, "apa hak jalan
> itu?". jwb beliau, "Memalingkan pandangan dari hal yg
> dilarang Allah, mnyingkirkan gangguan dan menjawb salam" HR.Muslim

>
> Demikianlah wahai ukhti fillah, termasuk beberapa kriteria seorang lelaki
> idaman, dan penulis telah banyak bertemu dengan ikhwan-ikhwan yang memenuhi
> semua criteria di atas, jadi bagi ukhti fillah yang sudah siap menikah tidak
> susah untuk mendapatkan calon pendamping idaman, banyak ikhwan yang
> berakhlak mulia siap untuk mendampingimu, (afwan penulis tidak membuka
> kontak jodoh), namun rumah tangga yang sakinah tidak bisa dibeli dengan
> harta yang berlimpah atau dengan wajah bak bintang film laga, bisa jadi
> mereka yang bercelana “cingkrang” walau tidak kebanjiran, atau mereka yang
> berjenggot tipis walau tidak berhidung mancung seperti orang arab (maklum
> ras asia), atau juga mereka yang berbaju gamis dan suka menundukkan
> pandangan saat berjalan di tempat umum (walau kadang sering tidak sengaja
> nabrak rambu-rambu jalan) adalah calon suami yang engkau cari… 


> -wallahu'alam- 


http://myquran.com

Tidak ada komentar: